Adapuisi yang bernada kagum (Perempuan-perempuan Perkasa, karya Hartoyo Andangjaya), bernada main-main (Biarin, karya Yudhistira ANM Massardhi), bernada patriotik (Diponegoro, karya Chairil Anwar), bernada protes (Doktorandus Tikus II, karya F. Rahardi), bernada pujian (Teratai, karya Sanusi Pane), bernada pasrah (Derai-derai Cemara, karya
Sanusi Pane dilahirkan di Muara Sipongi, Tapanuli, pada 14 Mei 1905. Ia meninggal di Jakarta pada 2 Juni 1968. Setelah menamatkan pendidikannya di gunung Sari, ia lalu mengajar Bahasa Melayu disana saat usianya baru 19 tahun. Dia pernah bekerja sebagai redaktur Balai Pustaka, tapi lebih banyak aktif dalam lapangan Pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah terlihat pada sajak-sajak dan karangan-karangannya, Sanusi Pane sangat tertarik pada kebudayaan serta mistik India dan Jawa. Pada tahun 1928, ia berangkat ke India dan di sana ia menulis sajak-sajak yang paling baik. Kumpulan sajak-sajak yang ditulisnya di India diterbitkan dengan judul Madah Kelana 1931.Sepulangnya di Indonesia, ia mendirikan dan menerbitkan majalah Timboel edisi Bahasa Indonesia pada kisaran tahun 1932 – 1933. Sanusi Pane aktif menulis dalam Poejangga Baroe, terutama karangan-karangan tentang sejarah, kebudayan, dan Pane adalah salah satu penyair Top Indonesia yang karyanya turut memberikan warna dan makna perkembangan kesastraan Indonesia, khusunya di bidang karya seni Ki Hadjar DewantaraDalam kebun di tanah airkuTumbuh sekuntum bunga Teratai;Tersembunyi kembang indah permai,Tidak terlihat orang yang tumbuh di hati dunia,Daun berseri Laksmi mengarang;Biarpun ia diabaikan orang,Seroja kembang gemilang o Teratai Bahagia,Berseri di kebun Indonesia,Biar sedikit penjaga engkau tidak dilihatBiarpun engkau tidak diminat,Engkaupun turut menjaga dan Arti Puisi Teratai’ Sanusi PaneUntuk memahami arti puisi Teratai karya Sanusi Pane di atas, perlu dipahami beberapa metafor atau kiasan-kiasan yang digunakandalam puisi tersebut. Dalam puisi Teratai, yang paling jelas digunakan adalah anak kalimat Kepada Ki Hadjar judul penjelas itu, maka dipermudah memahami makna puisi Teratai. Bahwa Teratai’ yang dimaksud adalah simbol atau personifikasi dari Ki Hadjar memudahkan memahami Puisi Teratai Karya Sanusi Pane, terlebih dahulu dicari makna atau arti beberapa kata sulitnya. Adapun beberapa kata sulit dalam Puisi Teratai adalah sebagai berikut Teratai = jenis bunga yang tumbuh di airSeroja = jenis bunga yang mirip dengan bunga TerataiLaksmi = cantik/elok Bahasa Indonesia KlasikSelain kata-kata sulit, dalam Puisi Teratai juga terdapat kata kiasan. Kata kiasan yang dimaksud adalah kata yang mewakili maksud kata kiasan yang terdapat dalam Puisi Teratai Karya Sanuni Pane dengan maksud yang mewakilinya Tanah Air = Negara Kesatuan Republik IndonesiaTeratai; Seroja = Ki Hadjar DewantaraKebun = Bidang PendidikanMenjaga Zaman = Menjaga/Menyiapkan Masa DepanPenjaga Taman = Pihak yang turut menjaga pentingnya PendidikanSetelah mengetahui maksud dan makna kata sulit dari Puisi Teratai karya Sanusi Pane, langskah selanjutnya untuk mengetaui arti puisi tersebut secara keseluruhan adalah dengan membuat paraphrase puisi sebuah penghormatan kepada Ki Hadjar bunga Teratai yang tumbuh subur, di bidang Pendidikan untuk bangsa Indonesia. Kegiatan yang tersembunyi dan tidak diminati banyak dunia Pendidikan pada dasarnya mengakar ke seluruh dunia. Seluruh umat manusia membutuhkan penddidikan untuk mengembangkan diri. Buah Pendidikan akan mengembangkan ilmu pengetahuan dan kemajuan bangsa. Tidak banyak yang sadar pentingnya Pendidikan. Padahal Pendidikan itu akan membuka cakrawala pengetahuan dan memuliakan bangsa. Teruslah bermekaran, teruslah berkembang. Wahai orang yang peduli pada dunia pendidkan. Tetaplah berkembang di Indonesia. Meskipun sedikit yang peduli dan belum seberapa penghargaan yang diberikan pada Ki Hadjar Dewantara sebagai insan Pendidikan di Indonesia. Beliaulah yang menjaga masa depan Indonesia dalam menghadapi tantangan IDi mana harga karangan sajak,Bukanlah dalam maksud isinya,Dalam bentuk, nan rancak kata,Dicari timbang dengan pertam akeluar di hati,Setelah sajak dibaca tamat,Sehingga nama tersebut sakti,Mengikat diri di dalam bujangga waktu MenyusunKata yang dating berduyun-duyunDari dalam, bukan nan kembali dalam pembaca,Sebagai bayang di muka kaca,Harus bergoncang hari IIO, bukannya dalam kata yang rancak,Kata yang pelik kebagusan pujangga, buang segala kata,Yang kan Cuma mempermainkan mata,Dan hanya dibaca selintas lalu,Karena tak keluar dari matari mencintai bumi,Memberi sinar selama-lamanya,Tidak meminta sesuatu kembali,Harus cintamu dan Arti Puisi Sajak’ Karya Sanusi PaneDari kutipan puisi Sajak’ di atas dapat diketahui bahwa Sanusi Pane menulis dua bagian puisi Sajak’. Ada bagian I dan bagian II. Berdasarkan kutipan tersebut pula, diketahui bahwa pusi Sajak’ ditulis 14 tahun sebelum Indonesia dalam puisi Sajak’ adalah dalam berkarya jangan hanya kulitnya saja yang diperindah. Tapi juga isi dan maksud tujuannya. Dalam membaca karya sastra, khususnya puisi, pembaca harus sadar dan menempatkan diri sebagai pihak yang dituju makna puisi karya sastra, khususya puisi, harus mampu menyentuh perasaan pembacanya. Bukan hanya sekedar berisi kata-kata indah tapi juga memiliki makna yang dalam pula. Dengan demikian akan menggoncangkan hati nurani’. Maksud kata mengguncang’ adalh menyentuh hati. Menyentuh perasaan pembaca agar menjadi manusia yang lebih naratif pernyataan penting Sanusi Pane dalam Puisi Sajak’ dapat dijelaskan sebagai berikut Sebuah sajak tidak hanya berisi kata yang bagus dan enak didengar, tapi juga harus dipertimbangkan pilihan katanya karena pasti akan memiliki makna yang membaca puisi, orang pasti akan perpikir seberapa kuat puisi yang dibacanya. Apakah bisa diambil hikmah pelajaran dari puisi yang telah penyair tidak Menyusun kata kering makna, tapi muncul dari dalam demikian, pembaca akan tersentuh perasannya. Seakan-akan Ketika membaca sebuah sajak, pembaca akan merasa bercermin.
1ISBN : PROSIDING KONFERENSI NASIONAL BAHASA DAN SASTRA III Surakarta, Oktober 2015 Editor: Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. Prof. Dr. Setya Yuwana,
Sanusi Pane dari Angkatan Pujangga Baru TERATAI Kepada Ki Hajar Dewantoro Dalam kebun di tanah airku Tumbuh sekuntum bunga teratai Tersembunyi kembang indah permai Tidak terlihat orang yang lalu Akarnya tumbuh di hati dunia Daun berseri Laksmi mengarang Biarpun dia diabaikan orang Seroja kembang gemilang mulia Teruslah O Teratai Bahagia Berseri di kebun Indonesia Biar sedikit penjaga taman Biarpun engkau tidak dilihat Biarpun engkau tidak diminat Engkau pun turut menjaga zaman Dari Madah Kelana
Takbisa dipungkiri, puisi telah digandrungi banyak orang, terutama para remaja. Nah, setidaknya kita mengenal apa itu puisi. Karya: Sanusi Pane, 1957. Dalam kebun di tanah airku. Tumbuh sekuntum bunga teratai. Di bawah ini adalah lima karya seni lukis dari orang terbaik dunia, diantaranya : 1. Lukisan Realistis Berjudul Old Forest
Sanusi Pane adalah salah satu penyair Top Indonesia yang karyanya turut memberikan warna dan makna dalam perkembangan kesastraan Indonesia, Khususnya di bidang karya sastra puisi. Selai Puisi 'Sajak' yang dibahas dalam postingan sebelumnya Arti Puisi 'Sajak' Karya Sanusi Pane, juga ada karya besar Sanusi Pane yang lain. Yaitu Puisi Sanusi Pane yang berjudul Teratai. Puisi Karya Sanusi Pane yang berjudul 'Teratai' ini diberi anak judul "Kepada Ki Hadjar Dewantara". Versi lain ada yang menulis anak judul Puisi Teratai Karya Pane ini adalah 'Kepada Ki Adjar Dewantara'. Berikut ini adalah Puisi Lengkap yang Berjudul Teratai karya Sanusi Pane TERATAI Kepada Ki Hadjar Dewantara Dalam kebun di tanah airku Tumbuh sekuntum bunga teratai Tersembunyi kembang indah permai, Tidak terlihat orang yang lalu. Akarnya tumbuh di hati dunia, Daun berseri Laksmi mengarang Biarpun ia diabaikan orang, Seroja kembang gemilang mulia. Teruslah, o Teratai Bahagia, Berseri di kebun Indonesia, Biar sedikit penjaga taman. Biarpun engkau tidak dilihat Biarpun engkau tidak diminat, Engkaupun turut menjaga Zaman. Kutipan Teks Puisi 'Teratai' Karya Penyair Sanusi Pane Untuk memahami Arti Puisi Teratai Karya Sanusi Pane di atas, perlu dipahami beberapa metafor atau kiasan-kiasan yang digunakan dalam puisi tersebut. Dalam puisi Teratai, kata yang paling jelas digunakan adalah anak kalimatnya Kepada Ki Hadjar Dewantara. Dengan adanya judul penjelas itu, maka dipermudah memahami makna puisi Teratai. Bahwa 'Teratai' yang dimaksud adalah simbol atau personifikasi dari 'Ki Hadjar Dewantara'. Untuk mempermudah memahami Puisi Teratai Karya Sanusi Pane, terlebih dulu dicari makna atau arti beberapa kata sulitnya. Adapun beberapa kata sulit dalam Puisi Teratai antara lain Teratai = adalah jenis bunga yang tumbuh di air Seroja = jenis bunga yang mirip dengan bunga teratai Laksmi = cantik/elok bahasa Indoensia Klasik Selain kata-kata sulit. Dalam Puisi Teratai karya Sanusi Pane tersebut juga terdapat kata kiasan. Kata kiasan yang dimaksud adalah kata yang mewakili maksud tertentu. Berikut kata kiasan yang terdapat dalam Puisi Teratari Karya Sanusi Pane dengan Maksud yang diwakilinya Tanah Airku = Negara Kesatuan Republik Indonesia Teratai; Seroja = Ki Hadjar Dewantara Kebun = Bidang Pendidikan Menjaga Zaman = Menjaga/Menyiapkan Masa Depan Penjaga Taman = Pihak yang turut menjaga pentingnya pendidikan Setelah Mengetahui Makna dan Maksud Kata Sulit dalam Puisi Teratai Karya Sanusi Pane, langkah selanjutnya untuk mengetahui arti puisi tersebut secara keseluruhan adalah dengan membuat parafrase puisi tersebut. Parafrase Puisi Teratai Karya Sanusi Pane TERATAI penghormatan Kepada Ki Hadjar Dewantara laksana Dalam kebun pendidikan di tanah airku Indonesia telah Tumbuh sekuntum bunga teratai indah meskipun Tersembunyi tetap ber-kembang indah permai, sehingga Tidak terlihat orang yang lalu. Akarpendiriannnya tumbuh di hati manusia seluruh dunia, Daun pengetahuan berseri Laksmi mengarang Biarpun ia diabaikan tidak dipedulikan orang, bak Seroja ber-kembang membuat gemilang penuh cahaya dan ke-mulia-an. Teruslah, o Teratai tebarkan ke-Bahagia-an, tetapBerseri di kebun pendidikan Indonesia, Biar sedikit yang peduli sebagai penjaga taman pendidikan. Biarpun jasa engkau tidak dilihat dihargai Biarpun bidang jasa engkau tidak diminati banyak orang, dengan menjaga pendidikan Engkaupun turut serta menjaga masa depan menghadapi kemajuan Zaman . Teratai, sebuah penghormatan terhadap Ki Hadjar Dewantara. Seperti Bunga teratai yang tumbuh subur, di bidang pendidikan untuk bangsa Indonesia. Kegiatan yang tersembuyi dan tidak dimintai oleh banyak orang. Akar pendirian dunia pendidikan pada dasarnya mengakar ke seluruh dunia. Seluruh umat manusia membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan diri. Buah pendidikan akan mengembangkan ilmu pengetahuan dan kemajuan bangsa. Tidak banyak yang sadar pentingnya pendidikan. Padahal pendidikan itu akan membuka cakrawala pengetahuan dan memuliakan bangsa. Teruslah bermekaran, teruslah berkembang. Wahai orang yang peduli terhadap pendidikan. Tetaplah berkembang di Indonesia. Meskipun sedikit yang peduli dan mendukung. Meskipun belum seberapa penghargaan yang diberikan kepada Ki Hadjar Dewantara sebagi insan pendidikan Indonesia. Beliaulah yang menjaga masa depan Indonesia dalam menghadapi tantangan zaman.
Strukturfisik puisi merupakan struktur yang nampak pada puisi tersebut. Menurut Waluyo (2003:27), struktur fisik puisi meliputi diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif atau majas, versifikasi, dan tata wajah (tipografi). Namun, pada penelitian ini hanya akan membahas mengenai tipografi, diksi, imaji, dan majas.
Home No Label poetry "Terartai" karya Sanusi Pane, 1957 TERATAI Kepada Ki Hajar Dewantoro Dalam kebun di tanah airku Tumbuh sekuntum bunga teratai Tersembunyi kembang indah permai Tidak terlihat orang yang lalu Akarnya tumbuh di hati dunia Daun berseri Laksmi mengarang Biarpun dia diabaikan orang Seroja kembang gemilang mulia Teruslah O Teratai Bahagia Berseri di kebun Indonesia Biar sedikit penjaga taman Biarpun engkau tidak dilihat Biarpun engkau tidak diminat Engkau pun turut menjaga zaman Sanusi Pane, 1957 Amazed taste Against Anwar prince Diponegoro trace with taste Amazed Sanusi Pane Against Ki Hajar Dewantara . Differences THAT ATTITUDE BECAUSE differences both poet and differences Values ​​And TYPE heroism From both.
Karya: Sanusi Pane Engkau menahan empasan kala, Tinggal berdiri indah permai, Tidak mengabaikan serangan segala, Megah kuat tak terperai. Engkau berita waktu yang lalu, Masa Hindia masyur maju, Dilayan putra bangsawan kalbu, Dijunjung tinggi penaka ratu. Aku memandang suka dan duka Berganti-ganti di dalam hati, Terkenang dulu dan waktu nanti.
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 104921 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d827c3169860a55 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Terataikepada Ki Hajar Dewantara. Karya: Sanusi Pane Didalam kebun ditanah airku Tumbuh sekuntum bunga teratai Tersembunyi kembang indah permai Tidak terlihat orang yang lalu Akarnya tumbuh dihati dunia Daun bersemi laksmi mengarang Biarpun dia diabaikan orang Seroja kembang gemilang mulia Teruskan, O teratai bahagia Bersemi di kebun Indonesia Biar sedikit penjaga taman Biarpun engkau tidak
Kumpulan Puisi Sanusi Pane - Sanusi Pane lahir pada tanggal 14 November 1905 di Muarasipongi, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, meninggal dunia 2 Januari 1968 di Jakarta. Dia pernah bekerja sebagai redaktur Balai Pustaka, tapi lebih banyak aktif dalam lapangan pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah kebangsaan. Dia pun banyak bergerak di lapangan jurnalistik. Dia memimpin majalah Timbul edisi bahasa Indonesia, 1932-1933. Sanusi pernah melawat ke India 1929-1930 dan menghasilkan sekumpulan puisi berjudul Madah Kelana 1931. Bukunya yang lain Pancaran Cinta 1926, Puspa Mega 1927. Banyak perhatiannya tercurah pada sejarah. Lima lakonnya, empat di antaranya berdasarkan sejarah di Jawa. Dua diantara judul itu dia tulis dalam bahasa belanda, yaitu Airlangga 1928 dan Eenzame Garoedavlucht 1930. Tiga judul lainnya dalam bahasa Indonesia Kertajaya 1932, Sandhyakala ning Majapahit 1933, dan Manusia Baru 1940. Karya sejarahnya Sejarah Indonesia 1942 dan Indonesia Sepanjang Masa 1952. Dia pun menerjemahkan karya sastra lama dari bahasa Kawi berjudul Arjuna Wiwaha 1948 dan Bunga Rampai dari Hikayat lama 1946. Sejumlah puisinya ada dalam antologi Pujangga Baru Prosa dan Puisi 1963 susunan Jassin. PAGI Pagi telah tiba, sinar matari Memancar dari belakang gunung, Menerangi bumi, yang tadi dirundung Malam, yang sekarang sudahlah lari. Alam bersuka ria, gelak tersenyum, Berseri-seri, dipeluk si raja siang. Duka nestapa sudah diganti riang, Sebab Sinar Bahagia datang mencium. Mari, O Jiwa, yang meratap selalu Dalam rumahmu, turutlah daku. Apa guna menangisi waktu yang silam? Mari, bersuka ria, bercengkerema Dengan alam, dengan sinar bersama-sama, Di bawah langit yang seperti nilam. KESADARAN Pada kepalaku sudah direka, Mahkota bunga kekal belaka, Aku sudah jadi merdeka, Sudah mendapat bahagia baka. Aku melayang kelangit bintang, Dengan mata yang bercaya-caya, Punah sudah apa melintang, Apa yang dulu mengikat saya. Mari kekasih, jangan ragu Mencari jalan; aku mendahului, Adinda kini Mari, kekasih, turut daku Terbang kesana, dengan melalui, Hati sendiri CANDI MENDUT Di dalam ruang yang kelam terang Berhala Budha di atas takhta, Wajahnya damai dan tenung tenang, Di kiri dan kanan Bodhisatwa. Waktu berhenti di tempat ini Tidak berombak, diam semata; Azas berlawan bersatu diri, Alam sunyi, kehidupan rata. Diam hatiku, jangan bercita, Jangan kau lagi mengandung rasa, Mengharap bahagia dunia Maya Terbang termenung, ayuhai, jiwa, Menuju kebiruan angkasa, Kedamaian Petala Nirwana. CANDRA Badan yang kuning-muda sebagai kencana, Berdiri lurus di atas reta bercaya, Dewa Candra keluar dari istananya Termenung menuju Barat jauh di sana. Panji berkibar di tangan kanan, tangan kiri Memimpin kuda yang bernapaskan nyala; Begitu dewa melalui cakrawala, Menabur-naburkan perak ke bawah sini. Bisikan malam bertiup seluruh bumi, Sebagai lagu-merawan buluh perindu, Gemetar-beralun rasa meninggikan sunyi. Bumi bermimpi dan ia mengeluh di dalam Mimpinya, karena ingin bertambah rindu, Karena rindu dipeluk sang Ratu Malam MAJAPAHIT Aku memandang tersenyum arah ke bawah Bandung mewajah di dalam kabut. Jauh di sana bermimpi Gede-Pangrango, Seperti pulau dalam lautan awan. Langit kelabu, Alam muram. Dan ke dalam hatiku, Masuk perlahan Rindu dendam. Jiwaku meratap bersama jiwa Gembala yang bernyanyi dalam lembah. Ratap melayang bersama suara Kedalam kemuraman Kehilangan. TANAH BAHAGIA Bawa daku ke negara sana, tempat bah’gia, Ketanah yang subur, dipanasi kasih cinta. Dilangiti biru yang suci, harapan cinta, Dikelilingi pegunungan damai mulia. Bawa daku kebenua termenung berangan, Ke tanah tasik kesucian memerak silau, Tersilang sungai kekuatan kilau kemilau, Dibujuk angin membisikkan kenang-kenangan Ingin jiwa pergi ke sana tidak terkata Hatiku dibelah sengsara setiap hari, Keluh kesah tidak berhenti sebentar jua. O tanah bah’gia, bersinar emas permata, Dalam duka cita engkau mematahari, Pabila gerang tiba waktu bersua? MELATI Kau datang dengan menari, tersenyum simpul, Seperti dewi, putih-kuning, ramping-halus, Menunjukkan diri, seperti bunga yang bagus. Dalam sinar matahari, membuat timbul Di dalam hati berahi yang suci-permai. Jiwa termenung, terlena dalam samadi, O Melati, memandang kau seperti Pamadi, Kebakaan kurasa, luas, tenang dan damai Engkau tinggal sebagai bunga dalam taman Kenang-kenangan dipetik tidak kan dapat, Biar warna dan wangi engkau berikan. Engkau seperti bintang di balik awan, Terkadang-kadang sejurus berkilat-kilat Tapi jauh, ta’ kan pernah tercapai tangan KEMBANG MELATI Aku menyusun kembang melati Di bawah bintang tengah malam, Buat menunjukkan betapa dalam Cinta kasih memasuki hati. Aku tidur menantikan pagi Dan mimpi dalam bah’gia Duduk bersanding dengan Dia Di atas pelaminan dari pelangi Aku bangun, tetapi mentari Sudah tinggi di cakrawala Dan pujaan sudah selesai O Jiwa, yang menanti hari, Sudah Hari datang bernyala, Engkau bermimpi, termenung lalai. ARJUNA Kepada Mr. Singgih Aku merasa tenaga baru Memenuhi jiwa dan tubuhku; Hatiku rindu ke padang Kuru, Tempat berjuang, perang selalu. Aku merasa bagai Pamadi, Setelah mendengar sabda Guru, Narendra Krisyna, di Ksetra Kuru Bernyala ke dewan dalam hati. Tidak ada yang dapat melintang Pada jalan menuju maksudku Menang berjuang bagi Ratuku. Mahkota nanti di balik bintang Laksmi letakkan d’atas kepala, Sedang bernyanyi segala dewa. WIJAYA KESUMA Di balik gunung, jauh di sana, Terletak taman dewata raya, Tempat tumbuh kesuma wijaya, Bunga yang indah, penawar fana. Hanya sedikit yang tahu jalan Dari negeri sampai ke sana. Lebih sedikit lagi orangnya, Yang dapat mencapai gerbang taman. Turut suara seruling Krisyna, Berbunyi merdu di dalam hutan, Memanggil engkau dengan sih trisna. Engkau dipanggil senantiasa Mengikuti sidang orang pungutan Engkau menurut orang biasa. KEPADA KRISYNA Aku berdiri sebatang kara, Tidak berteman, tidak berkawan, Tangan tertadah k’atas udara, Jiwa menjerit disayat rawan. Hatiku kosong, tanganku hampa, Tidak ada yang sudah tercapai Aku bermimpi di dalam tapa Mengingat untung termenung lalai O Krisyna tiadakanlah kembali Meniup suling di tanah airku. Biarkan daku sekali lagi Jatuh ke dalam jurang gulita, Supaya lupa, tidak bercita. TAJ MAHAL Kepada Andjasmara Dalam Taj Mahal, ratu astana, Putih dan permai pantun pualam Termenung diam di tepi Janma Di atas makam Arjumand Begam Yang beradu di sisi Syah Jahan, Pengasih, bernyanyi megah mulia Dalam nalam tiada berpadam, Menerangkan cinta akan dunia. Di sana, dalam duka nestapa, Aku merasa seorang peminta Di depan gapura kasih cinta Jiwa menjerit, dicakra duka Akh, Kekasihku, memanggil tuan. Hanya Jamna membalas seruan. TERATAI Kepada Ki Hajar Dewantoro Dalam kebun di tanah airku Tumbuh sekuntum bunga teratai; Tersembunyi kembang indah permai, Tidak terlihat orang yang lalu. Akarnya tumbuh di hati dunia, Daun berseri Laksmi mengarang; Biarpun ia diabaikan orang, Seroja kembang gemilang mulia. Teruslah, O Teratai Bahagia Berseri di kebun Indonesia, Biar sedikit penjaga taman. Biarpun engkau tidak dilihat, Biarpun engkau tidak diminat, Engkau turut menjaga Zaman SAJAK Di mana harga karangan sajak, Bukanlah dalam maksud isinya, Dalam bentuk, kata nan rancak Dicari timbang dengan pilihnya. Tanya pertama ke luar di hati, Setelah sajak dibaca tamat, Sehingga mana tersebut sakti, Mengingat diri di dalam hikmat. Rasa bujangga waktu menyusun, Kata yang datang berduyun-duyun Dari dalam, bukan nan dicari Harus kembali dalam pembaca, Sebagai bayang di muka kaca, Harus bergoncang hati nurani
Bagiyang hobi membaca puisi ataupun yang sedang mencari puisi disini saya sediakan beberapa puisi dari para penyair terkenal. Bagi yang sudah penasaran silahkan baca puisi di bawah ini. Karya: Sanusi Pane. Dalam kebun di tanah airku Tumbuh sekuntum bunga teratai Tersembunyi lembah indah permai Tidak terlihat orang yang lalu
Baca dan pahami puisi berikut! Teratai Karya Sanusi Pane kepada Ki Hadjar Dewantara Dalam kebun di tanah airku Tumbuh sekuntum bunga teratai Tersembunyi kembang indah permai Tidak terlihat orang yang lalu. Akarnya tumbuh di hati dunia, Daun berseri Laksmi mengarang; Biarpun ia diabaikan orang, Seroja kembang gemilang mulia. Teruslah, o, Teratai Bahagia Berseri di kebun Indonesia, Biarkan sedikit penjaga taman. Biarpun engkau tidak dilihat, Biarpun engkau tidak diminat, Engkau turut menjaga Zaman.
InZobg. pcbmtja9ax.pages.dev/362pcbmtja9ax.pages.dev/165pcbmtja9ax.pages.dev/393pcbmtja9ax.pages.dev/81pcbmtja9ax.pages.dev/94pcbmtja9ax.pages.dev/359pcbmtja9ax.pages.dev/343pcbmtja9ax.pages.dev/360pcbmtja9ax.pages.dev/316
puisi teratai karya sanusi pane