Jakarta - Beberapa hadits dari sabda Rasulullah SAW menekankan pentingnya memaafkan kesalahan orang lain. Terutama mendekati awal bulan Ramadhan, muslim biasanya memanfaatkan momen tersebut untuk saling memohon maaf kepada keluarga, kerabat, maupun orang-orang menurut Wawan Shofwan Sholehuddin dalam buku Risalah Shaum, tidak ada syariat ataupun dalil khusus yang memerintahkannya, tujuan bermaaf-maafan jelang Ramadhan ditujukan untuk menghilangkan segala penyakit hati, khususnya selama melaksanakan shaum atau puasa. Lebih dari itu, bermaafan dan saling memaafkan merupakan akhlak yang mulia menurut ajaran SAW telah banyak mendorong umat muslim untuk bersikap pemaaf pada orang lain melalui contoh perbuatannya semasa hidup. Dikisahkan dari istri Rasulullah SAW, Aisyah, pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah SAW, maka dia menjawab, "Beliau tidak pernah berbuat jahat, tidak berbuat keji, tidak meludah di tempat keramaian, dan tidak membalas kejelekan dengan kejelekan. Melainkan beliau selalu memaafkan dan memaklumi kesalahan orang lain," HR Ibnu Hibban.Selain itu, sikap pemaaf yang harus dimiliki umat muslim secara tegas dijelaskan dalam firman-Nya surah Al A'raf ayat 199. Berikut bacaannya,خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَArtinya "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh."Selain dalil-dalil yang telah dijelaskan di atas, ada beberapa hadits tentang memaafkan sesama yang disadur dari buku Hadis Ahkam karangan Fuad Thohari, buku Orang-orang yang Mendapat Rahmat karangan Thaha Abdullah Al Afifi, dan Tafsir Al Azhar Jilid 4 karya Hamka. Simak di sini daftar haditsnya berikut dengan terjemahannya,1. HR Muslimعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، عن رَسُولَ اللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم قَالَ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زادَ اللهُ عَبْداً بعَفْوٍ إِلاَّ عِزّاً، وَمَا تَوَاضَعَ أحَدٌ للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ. رواه مسلم وغيرهArtinya Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya kepada saudaranya kecuali kemuliaan di dunia dan akhirat, serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia akan meninggikan derajatnya di dunia dan akhirat."2. HR Bukhari dan Ad Dailamiالحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أفضل الإيمان الصبر و السماحة صحيح فر،تخ،حمArtinya Rasulullah SAW bersabda, "Iman yang paling utama adalah sabar dan pemaaf atau lapang dada,"3. HR At Thabraniاسمحوا يسمح لكمArtinya "Maafkanlah, niscaya kamu akan dimaafkan oleh Allah,"4. HR Al Anshari"Orang yang paling penyantun di antara kalian adalah orang yang bersedia memberi maaf walaupun ia sanggup untuk membalasnya,"Istilah memaafkan dalam bahasa Arab adalah Al 'Afwu. Artinya secara bahasa adalah melewatkan, membebaskan, meninggalkan pemberian hukuman, menghapus, dan meninggalkan kekasaran itu, secara istilah Al 'Afwu juga dapat bermakna menggugurkan tidak mengambil hak yang ada pada orang lain. Hal ini menjadi bukti mulianya sikap pemaaf, sebagaimana dilansir dari buku Berdakwah dengan Hati yang ditulis oleh Syaikh Ibrahim bin Shalih bin Shabir SWT dalam surat Ali Imran ayat 134 juga menyebut bahwa sikap memaafkan kesalahan orang lain merupakan salah satu ciri orang yang bertakwa. Allah berfirman,الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَArtinya "yaitu orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,"Melalui informasi ini, semoga kita semua bisa sama-sama mulai melatih diri menjadi orang yang pemaaf sesuai dengan hadits tentang memaafkan kesalahan orang lain dan dalil Al-Qur'an lainnya ya, sahabat hikmah. Aamiin. Simak Video "Massa Aksi Bela Al-Qur'an Ancam Demo Tiap Jumat, Jika..." [GambasVideo 20detik] rah/lus
Namun tidak berdosa jika tidak dilakukan. Selain itu, tiga puasa sunnah jelang Iduladha ini dilakukan di 10 hari pertama bulan Zulhijah. Ini merupakan hari-hari yang istimewa. "Rasulullah SAW bersabda: Tiada ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk beribadah seperti sepuluh hari ini," jelas hadis riwayat At-Tirmidzi. 1.
Saling meminta dan memberi maaf adalah perintah Allah SWT untuk semua hamba-Nya. Karena di dalamnya banyak pintu-pintu kebaikan dan kemuliaan. Sebagaimana firman Allah SWT;الَّذِينَ يُنْفِقُون فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِين الْغَيْظَ وَالْعَافِين عَنِ النَّاسِ وَاللَّه يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَMereka adalah orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.QS. Ali Imran 134Memberi maaf merupakan bagian dari perbuatan atau sifat seorang mukmin. Adapun Makna memaafkan menurut Syekh Mutawalli As-Sya’rawi rahimahullaah di dalam kitab Tafsir As-Sya’rawi adalah sebagai berikut Bahwasanya kalimat maaf itu diambil dari potongan ayat النَّاسِ عَن وَالْعَافِين, maksud dari kalimat affa adalah affa alal atsar. Atsar yang dimaksud adalah bekas yang ditinggalkan dalam perjalanan manusia, seperti halnya bekas perjalanan mereka di padang pasir. Kemudian datanglah angin, menghapus bekas dari perjalanan mereka seperti halnya jejak kaki yang terhapus.Meminta maaf dan saling memaafkan, juga seperti debu-debu ataupun pasir yang terhempas angin. Seolah-olah dosa dan kesalahan tersebut hilang, tak berbekas. Hal ini juga sejalan dengan isyarat yang ada dalam hadis Rasulullah SAW untuk segera menghapus kesalahan bermaaf-maafan yaitu;عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من كانت له مظلمة لأخيه من عرضه أو شيء فليتحلله منه اليوم قبل أن لا يكون دينار ولا درهم إن كان له عمل صالح أخذ منه بقدر مظلمته وإن لم تكن له حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحمل عليهDari Abu Hurairah RA bahwasanya; Rasulullah SAW bersabda “Siapa yang pernah mempunyai kedzaliman terhadap seseorang, baik terhadap kehormatannya atau apapun, maka minta halallah darinya hari ini!. sebelum tidak ada emas dan perak, yang ada adalah jika dia mempunyai amal shalih, maka akan diambil darinya sesuai dengan kedzalimannya, jika dia tidak mempunyai kebaikan, maka akan diambilkan dosa lawannya dan ditanggungkan kepadanya”. HR. Bukhari No. 2449.Lalu bagaimana perbuatan untuk saling memaafkan setiap saat setelah melakukan kesalahan, dilakukan untuk menyambut dan meramaikan datangnya bulan suci Ramadhan? Atau bahkan dijadikan tradisi para muslim di dunia ketika Ramadhan akan datang. Mengingat ada sebuah hadis yang mengecam seorang mukmin yang tidak mendapat ampunan tatkala melewati أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال آمين آمين آمين فقيل له يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال قال لي جبريل أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت آمين ثم قال رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت آمين ثم قال رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت آمين قال الأعظمي إسناده جيدDari Abu Hurairah RA beliau menceritakan; Rasulullah SAW naik mimbar lalu beliau mengucapkan, Amin … amin … amin.’ Para sahabat bertanya, Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?’ Kemudian, beliau bersabda, Baru saja Jibril berkata kepadaku, Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan,’ maka kukatakan, Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk Jannah karena tidak berbakti kepada mereka berdua,’ maka aku berkata, Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, Allah melaknat seorang hamba yang tidak bershalawat ketika disebut namamu,’ maka kukatakan, Amin.” HR. Bukhari No. 646, Ibnu Khuzaimah No. 1888, Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 8767.Budaya saling meminta maaf sebelum Ramadhan, memang akhirnya merupakan sarana untuk saling menyapa dan berbagi kebahagiaan akan datangnya bulan Ramadhan. Sekaligus membersihkan diri dari dosa-dosa sebelum menjalani ibadah puasa, karena manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Dan supaya saat Ramadhan telah pergi meninggalkan kita, kita sudah dalam keadaan terampuni dari segala dosa yang pernah kita ungkapan meminta maaf dan saling memaafkan yang harus dilakukan setiap saat dan tidak menunggu waktu tertentu. Apakah tradisi bermaaf-maafan sebelum Ramadhan ini tidak dianjurkan dan bertentangan dengan agama, karena tidak ada dalil yang saja hal ini bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan agama apalagi tidak dianjurkan. karena dalam pandangan para ulama bahwa menjalani kegiatan atau ritual ibadah, yang sifatnya sunnah dan baik, kemudin dijalankan setahun sekali atau pada momen-momen tertentu, adalah perkara yang ini didasarkan kepada hadis yang Ibnu Umar RA;عَنْ ابْن عُمَر رَضِي الله عَنْهمَا قَال كَانَ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَأْتِي مَسْجِدَ قُبَاءٍ كُلَّ سَبْتٍ مَاشِيًا وَرَاكِبا وَكَانَ عَبْد اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَفْعَلُهُ. رواه البخاري“Ibnu Umar RA berkata “Nabi SAW selalu mendatangi Masjid Quba’ setiap hari sabtu, dengan berjalan kaki dan berkendaraan.” Dan Abdullah bin Umar RA juga selalu melakukannya. HR. Bukhari, [1193].Hadis ini kemudian dijelaskan secara rinci oleh Syaikhul Islam Ibnu Hajar RA dalam kitabnya Fathul Bari sebagaimana berikut;وفي هذا الحديث على اختلاف طرقه دلالة على جواز تخصيص بعض الأيام ببعض الأعمال الصالحه والمداومه على ذلك وفيه أن النهي عن شد الرحال لغير المساجد الثلاثه ليس على التحريم“Hadis ini, dengan jalur-jalurnya yang berbeda, mengandung dalil bolehnya menentukan sebagian hari, dengan sebagian amal shalih dan melakukannya secara rutin. Hadis ini juga mengandung dalil, bahwa larangan berziarah ke selain Masjid yang tiga, bukan larangan yang diharamkan.”Datangnya Ramadhan bukan hanya disambut dengan suka cita saja, namun diharapkan tetap menjaga dan melestarikan berbagai tradisi menjelang datangnya Ramadhan, salah satunya yaitu tradisi bermaaf-maafan. Hal ini dilakukan supaya kita bisa memperoleh berkah dan keutamaan bulan-bulan mulia Allah. Kullu Amm wa Antum bi A’lam
JAKARTA Puasa Arafah adalah puasa yang dilaksanakan sehari sebelum hari Idul Adha, tepatnya tanggal 9 Dzulhijjah sebelum Idul Adha 10 Dzulhijjah.Tahun ini, puasa Arafah bertepatan pada Senin, tanggal 19 Juli 2021. Dalil puasa Arafah ini diungkapkan dalam sebuah hadits berikut ini. Dari Abu Qatadah radhiallahu 'anhu, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda
Skip to content HomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah IslamHomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah IslamHomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah Islam HADIS TENTANG MAAF-MAAFAN DI HARI ARAFAH HOAX HADIS TENTANG MAAF-MAAFAN DI HARI ARAFAH HOAX بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ HADIS TENTANG MAAF-MAAFAN DI HARI ARAFAH HOAX Tersebar broadcast, mengatasnamakan Imam Muhammad al Baqir radhiallahu Anhu, beliau dianggap imam oleh penganut Syiah, padahal beliau bukan Syiah, yang menganjurkan saling memaafkan di Hari Arafah. Lalu dikutip hadis Nabi ﷺ yang menganjurkan hal itu, dengan alasan amal manusia diangkat saat Hari Arafah. Itu adalah DUSTA, dan TIDAK ADA dalam kitab-kitab hadis Nabi ﷺ. Dalam Ad Durar As Sanniyah-nya Syaikh Alawi bin Abdul Qadir as Saqqaf disebutkan حديث ترفع الأعمال يوم عرفة، إلا المتخاصمين، أو يوم عرفة تُرفع جميع الأعمال إلى الله ما عدَا المتخاصمين. الدرجة ليس بحديث، ولا وجود له في كتب السُّنة Hadis “Amal manusia diangkat di Hari Arafah, kecuali orang yang sedang bermusuhan”, atau hadis “Hari Arafah adalah hari diangkatnya amal kepada Allah, kecuali orang-orang yang bermusuhan.” [Derajat Ini BUKAN HADIS, dan TIDAK ADA dalam kitab-kitab Sunnah] Kemudian dalam Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 22798 فلا نعلم حديثا بهذا اللفظ ولا بمعناه. وننبه إلى أنه لا يجوز نشر هذا الكلام، حيث لم يثبت كونه حديثا نبويا لا صحيحا ولا ضعيفا Kami tidak ketahui hadis dengan lafal dan makna seperti itu. TIDAK BOLEH MENYEBARKAN ucapan ini, di saat tidak diketahui kesahihannya dan kedhaifannya. selesai Semata maaf-maafan, tentu kapan pun dan di mana pun, boleh-boleh saja. Tapi yang jadi masalah, ketika itu dikhususkan dengan Hari Arafah dan seolah satu paket dengan Hari Arafah, lalu menganggapnya sebagai Sunnah Nabi ﷺ, inilah letak kebohongannya. Penulis al-Ustadz Farid Nu’man Hasan hafizhahullah Ikuti kami selengkapnya di WhatsApp +61 450 134 878 silakan mendaftar terlebih dahulu Website Facebook Instagram NasihatSahabatCom Telegram Pinterest Related Posts
– Hoaks hadits tentang maaf-maafan pada Hari Arafah. Tersebar broadcast mengatasnamakan Imam Muhammad al Baqir Radhiallahu Anhu – beliau dianggap imam oleh penganut syiah padahal beliau bukan syiah – yang menganjurkan saling memaafkan di hari Arafah. Lalu dikutip hadits nabi yang menganjurkan hal itu, dengan alasan amal manusia diangkat saat hari Arafah. Oleh Ustaz Farid Nu’man Hasan Itu adalah dusta, dan tidak ada dalam kitab-kitab hadits Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Baca Juga Hadits Tentang Fadhilah Membaca Yasin di Malam Hari Dalam Ad Durar As Sanniyah-nya Syaikh Alawi bin Abdul Qadir as Saqqaf disebutkan حديث ترفع الأعمال يوم عرفة، إلا المتخاصمين، أو يوم عرفة تُرفع جميع الأعمال إلى الله ما عدَا المتخاصمين. **الدرجة ليس بحديث، ولا وجود له في كتب السُّنة** Hadits “Amal manusia diangkat di hari Arafah, kecuali orang yang sedang bermusuhan”, atau hadits “Hari Arafah adalah hari diangkatnya amal kepada Allah, kecuali orang-orang yang bermusuhan.” Derajat Ini bukan hadits, dan tidak ada dalam kitab-kitab sunnah Kemudian dalam Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 22798 فلا نعلم حديثا بهذا اللفظ ولا بمعناه. وننبه إلى أنه لا يجوز نشر هذا الكلام، حيث لم يثبت كونه حديثا نبويا لا صحيحا ولا ضعيفا Kami tidak ketahui hadits dengan lafaz dan makna seperti itu. Warning! Tidak boleh menyebarkan ucapan ini, di saat tidak diketahui keshahihannya dan kedhaifannya. selesai Demikian. Wallahu a’lam.[ind]lwveMt.